Pekerja Kreatif Rawan Terserang Creativity Block! Apa Solusinya?

Pekerja Kreatif Rawan Terserang Creativity Block! Apa Solusinya?

Posted by Fullstop Indonesia on 12 August 2021

Berbicara tentang pilihan karir generasi muda Indonesia saat ini, banyak yang memilih untuk menceburkan diri di industri kreatif. Seperti halnya karir di industri branding Indonesia, menjadi bagian dari creative agency.

bisa merupakan kebanggaan tersendiri saat ini. Anak muda kreatif bisa membuat karya guna mengembangkan brand nasional dan lokal. Namun, seiring dengan kewajiban dan kebutuhan ide yang terus-menerus harus digali tak jarang pekerja kreatif branding Indonesia mengalami sebuah kondisi yang dinamakan “creativity block”. Kondisi ini membuat seseorang yang secara rutin menggunakan kemampuan berpikir dan membuat kreatifitas mengalami stagnasi dan tak bisa berpikir jernih seperti biasanya.

Nah bagaimana solusi saat kamu atau rekan kerja kreatif mengalami kondisi “creativity block” ini? Simak tips yang Fullstop bagikan kali ini sebagai sharing pengalaman pekerja branding agency Indonesia.

  1. Saat alami creativity block, kita jangan langsung menyerah dan tidak melakukan apapun untuk mengatasi kebuntuan ide ini. Perbanyak riset brand-brand lain, membaca artikel di internet juga bisa menjadi alternatif mendapatkan analisa riset tren yang ada saat ini. Mengamati apa yang telah dilakukan banyak brand di luar zona kita akan membuat ide segar mengalir seketika.

  2. Menjadi anak creative agency jangan hanya berteman dengan teman sekantor saja. Yuk perbanyak networking atau jaringan kolega dan pertemanan kamu di luar perusahaan. Dengan memiliki jaringan yang luas kamu bisa berdiskusi hal-hal seru tentang dunia branding Indonesia dan internasional. Menanyakan apa saja tantangan yang pernah mereka alami akan membuat  kita bisa belajar banyak dari hal yang sudah dilakukan orang lain lebih dulu dari yang kita kerjakan. So why not making many friends? Do it ASAP :)

  3. Bersabar dengan proses. Sebuah ide kreatif memang bak wangsit yang datang tiba-tiba atau bahkan tak kunjung tiba saat dibutuhkan. Yang bisa kita lakukan adalah kesabaran dan menjalani proses pembelajaran yang tentunya butuh waktu untuk implementasinya. Lakukan tahap per tahap dan jangan lupa untuk menuliskan jurnal progres yang sudah kamu lakukan untuk melihat track kamu sudah benar atau tidak.

  4. Inhale & exhale. Yes, taking a break for a while might help. Coba kamu ingat kapan terakhir kamu melakukan relaksasi pikiran? Apakah kamu selalu sibuk berpikir dan lupa untuk rehat sejenak? Jika jawabannya adalah iya, maka kamu harus ambil “break” sejenak saja untuk mengembalikan ritme dan kreativitas kerja kamu. Jika memungkinkan mengambil cuti kerja, kenapa tidak? Ambil satu hari untuk benar-benar rileks kan diri dan mencari kejernihan berpikir. Jika sudah sedikit tenang, maka kamu bisa melanjutkan bekerja dan bergelut dalam ide-ide brilian yang akan kamu buat.

  5. Yang terakhir adalah menjaga rasa puas diri dengan baik. Mendapatkan pencapaian tentu menyenangkan bukan? Namun, untuk menjadi pekerja kreatif yang sustain secara profesionalitas membutuhkan kemauan untuk terus belajar saat perubahan akan tren bisnis dan marketing terus berkembang. Dengan menjadi mudah puas diri tidak akan membawa kita dalam perubahan yang positif justru membuat kita tidak ikut menyelami perkembangan yang ada. Selalu haus akan ilmu dan perkembangan baru akan membuat kita lebih mudah menghadapi “creativity block” sebagai pekerja creative branding. 

Itulah beberapa langkah yang bisa dilakukan sebagai profesional yang bekerja di branding Indonesia, seperti #Superskwad Fullstop yang senantiasa berusaha menjaga kualitas layanan branding agency kami.

Temukan solusi kreatif branding dan digital marketing consultancy yang anda butuhkan dengan menghubungi kami di email hello@fullstopindonesia.com, atau silahkan mengisi data pribadi anda di kolom "CONTACT US" sebagai branding agency di Indonesia untuk membantu anda dan segala kebutuhan bisnis anda. Follow juga social media @fullstopindonesia. 

Back To List Blog