Brand Analysis : Strategi Keberhasilan Netflix
Siapa yang tidak mengenal layanan digital streaming berbayar asal Negeri “Paman Sam” ini? Netflix telah menjadi game changer dalam industri yang menyediakan film dan program televisi. Perusaahan yang didirikan pada tahun 1997 ini, awalnya merupakan bisnis yang bergerak pada penyewaan dan penjualan DVD saja. Perubahan model bisnis tersebut tidak terjadi secara spontan.
Seiring dengan perkembangan media digital di tahun 2000, Netflix memulai mengembangkan bisnisnya menjadi layanan streaming secara daring. Baik pada Televisi dan PC di tahun 2007. Hal ini membawa Netflix pada kesuksesan dengan memiliki lebih dari 5 juta pelanggan. Nah, pada artikel ini kita akan mencari tahu tentang strategi keberhasilan Netflix, yang dapat diterapkan oleh pelaku branding di Indonesia.
Mampu memahami perubahan
Seperti yang dapat dilihat melalui perjalanan Netflix. Di Awal tahun 2000, awalnya Netflix menginginkan adanya kerjasama dengan Blockbuster. Keduanya merupakan pelaku bisnis yang sama bergerak di bidang penyewaan DVD. Namun pihak Blockbuster menolak adanya keinginan kerjasama tersebut, sebab mereka tidak melihat adanya ancaman terhadap Industri peminjaman Film. Perubahan tren digital yang dimanfaatkan oleh Netflix, dengan memanfaatkan adanya akses daring berujung manis hingga saat ini. Sedangkan Blockbuster menyatakan kebangkrutannya di tahun 2010. Pentingnya memahami perubahan, telah dilakukan oleh Netflix dalam mengembangkan bisnis dan layanannya. Oleh karena itu penting bagi setiap pelaku branding di Indonesia untuk mampu memahami perubahan tren sebagai kelangsungan bisnis Anda.
Inovasi terhadap layanannya
Seiring dengan kesuksesan Netflix, ditandai dengan munculnya perusahaan kompetitor seperti HOOQ, Iflix, Viu dan masih banyak lagi. Namun terdapat perbedaan secara signifikan, yang tidak dimiliki oleh kompetitor Netflix. Selain menyediakan serial film, Netflix juga memproduksi film mereka sendiri. Hal ini merupakan branding utama terkait originalitas yang dimiliki serial-serial Netflix pada ceritanya. Tindakan tersebut juga diakui oleh Netflix bahwa, seluruh pemasukan perusahaan murni dari biaya berlangganan para pelanggannya. Sehingga menonton film tanpa Iklan dengan kualitas terbaik, serta pilihan serial original Netflix merupakan daya tarik tersendiri yang tidak dimiliki oleh kompetitornya. Serial seperti 13 Reason Why, Strangers Things, dan Black Mirror adalah contoh dari serial yang populer dan original dari Netflix.
Digital marketing
Penting untuk menjadikan brand Anda tetap relevan dalam situasi apapun. Tak terkecuali yang dilakukan oleh Netflix melalui digital marketing di tengah pandemi Covid-19. Salah satunya dengan dibuatnya serial “Wanna Talk About it” yang bekerjasama dengan Instagram. Serial ini berfokus pada diskusi terkait topik seputar tantangan global dari Covid-19 yang dihadapi oleh anak muda. Pembahasan topik dibawakan oleh beberapa bintang film serial Netflix seperti Ross Butler (13 Reasons Why), Noah Centineo (To All the Boys I've Loved Before), dan Caleb McLaughlin (Stranger Things). Sehingga diharap program tersebut mampu tetap relevan, terhadap para audiensnya terutama untuk para pemuda di seluruh dunia.
Mengutamakan kepuasan pelanggan
Netflix menyadari pentingnya feedback dari pelanggan untuk menjaga kualitas pelayanannya. Hal ini diikuti oleh banyaknya pengguna layanan Netflix di Indonesia, yang mencapai hingga 800 ribu pengguna di tahun 2020. Mempertimbangkan kualitas film, serta kepuasan layanan menonton tanpa gangguaan yang diberikan, maka tidak heran bagi Netflix dapat memiliki tempat bagi penggunanya di Indonesia.
Keempat poin tersebut adalah strategi yang digunakan oleh Netflix, dalam mengembangkan branding mereka, untuk tetap konsisten dalam memberikan layannya. Cukup banyak pelaku branding di Indonesia yang sudah menerapkan konsistensi seperti yang Netflix lakukan agar brand mereka tetap relevan. Apakah brand Anda salah satunya?