Pentingnya Menciptakan Brand Storytelling dalam Brand
Saat ini ada banyak brand di Indonesia yang sedang bersaing satu sama lain dalam mengambil hati para konsumennya. Para pelaku branding di Indonesia memiliki berbagai macam strategi untuk memaksimalkan brand mereka. Mulai dari memaksimalkan aktivasi sosial media dengan menampilkan konten grafis yang unik, hingga visualisasi konten berupa video. Salah satu strategi yang tidak kalah penting yang harus dilakukan oleh pelaku branding adalah brand storytelling.
Brand storytelling adalah sebuah metode kampanye yang dilakukan oleh sebuah brand dalam menginformasikan apa yang ditawarkan brand tersebut kepada konsumennya. Dari namanya saja sudah terlihat, bukan? Bahwa metode ini dilakukan oleh brand dengan bercerita mengenai berbagai hal tentang produknya. Keadaan inilah yang selanjutnya menciptakan sebuah perbedaan cerita pada para pelaku branding satu sama lain terhadap produk yang ditawarkan.
Lalu mengapa brand storytelling perlu diperhatikan bagi pemilik branding di Indonesia? Mari disimak dengan baik yuk, FULLSTOPPERS.
Citra baik bagi brand
Sama halnya dengan ketika kita mengenal sosok figur yang terkenal, seperti Nadiem Makarim sang founder Go-Jek. Bagaimana kita dapat mengetahui bahwa seorang Nadiem Makarim merupakan sosok figur yang baik? Tentunya karena biografi dan cerita yang dimilikinya sebagai founder Go-Jek mengantarkan berbagai macam prestasi kepadanya. Hal yang sama akan terjadi kepada suatu brand jika menerapkan brand storytelling untuk brand mereka. Bagaimana bisa? Jika sebuah brand mampu menjelaskan esensi dan nilai dari brand yang mereka miliki, hal tersebut akan memberikan citra bagi para konsumen untuk memilih brand mereka. Oleh karena itu, memaksimalkan brand storytelling akan memberikan citra yang baik bagi sebuah brand.
Representasi karakter brand
Dengan menampilkan sebuah cerita yang dikemas secara baik oleh brand, cerita yang dibuat akan mampu mewakilkan karakter brand terhadap konsumen. Pernahkah terpikir dalam benak Anda, bahwa terdapat perbedaan yang jelas terhadap usia pengguna brand? Misalnya jika kita memilihkan sepatu sekolah untuk keponakan yang berumur 8 tahun, maka dengan spontan brand Homyped yang terpikirkan. Akan berbeda jika kita memilihkan sepatu untuk saudara yang berumur 15 tahun, mungkin dapat dipilihkan brand sepatu yang bervariasi seperti Compass, Ventella, hingga Vans. Orientasi usia terhadap penggunaan brand ini, mampu diciptakan melalui brand storytelling, yaitu tampilan sepatu yang dipasarkan memiliki narasi yang berbeda.
Konsumen merasa spesial
Ketika sebuah brand telah mampu menyampaikan narasi melalui metode brand storytelling, maka konsumen akan memaknai brand tersebut dalam satu sudut pandang. Esensi dalam melakukan brand storytelling adalah mengapa kampanye tersebut bisa dibuat dan mengapa brand tersebut dapat muncul, sehingga para konsumen dapat mengetahui bahwa brand tersebut muncul dan mampu menjadi solusi di masyarakat. Kampanye serupa dilakukan oleh Aqua, sebagai brand yang menyediakan air minum mineral. Dengan menciptakan tagar #AdaAqua, beserta visualisasi iklan yang mendukung, menjadikan brand Aqua memiliki makna yang lebih luas. Bahwa Aqua bukan sekadar minuman pelepas dahaga, melainkan mampu membuat konsumen lebih fokus dan meningkatkan percaya diri. Sehingga dengan menerapkan metode brand storytelling konsumen merasa lebih spesial.
Brand storytelling bukan sekadar metode yang dilakukan oleh pelaku branding untuk mencapai keuntungan. Jika hanya berorientasi pada keuntungan maka tidak perlu repot-repot melakukan brand storytelling. Brand storytelling memiliki esensi yang lebih dari mencapai suatu keuntungan, yaitu menciptakan ikatan dan kepercayaan antara brand terhadap konsumen. Jika ikatan dan kepercayaan telah diwujudkan, maka loyalitas konsumen terhadap penggunaan suatu brand mampu dipertahankan.
Ketiga poin di atas merupakan alasan mengapa pelaku branding di Indonesia perlu menciptakan brand storytelling terhadap brand mereka. Bagaimana FULLSTOPPERS? Apakah kalian setuju?