Online Marketing vs. Offline Marketing
Di jaman yang serba digital ini, segalanya berjalan secara online. Online marketing dinilai lebih efektif dan efisien. Lalu, apakah offline marketing jadi tidak diperlukan lagi? Apakah satu lebih penting dari lainnya? Nggak juga.
Sebagai pekerja kreatif yang bekerja di branding agency dan dunia marketing, kami sadar benar bahwa pada prakteknya, strategi marketing yang baik adalah di mana online activation didukung sepenuhnya oleh offline activation dan sebaliknya. Apa benar begitu? Bagaimana dengan online shop yang sukses tanpa budget marketing? Atau pabrik kuno yang tetap bertahan tanpa akun Facebook maupun Instagram?
Kalau Anda berpikir mengandalkan online marketing hanya karena pengeluaran yang super minim, Anda memiliki pemikiran yang salah. Memang, online marketing bisa dibilang sangat ekonomis dan efisien, memanfaatkan online marketing dapat membantu menghemat marketing budget. Tapi hal ini tidak berarti sekonyong-konyong Anda bisa menghilangkan strategi offline marketing dari agenda marketing brand Anda. Nah, di blog kali ini kita akan bahas begaimana online dan offline marketing harus jalan bersamaan dan saling mendukung.
Online dan offline bukan pilihan
Online or offline is not the question. It is how the two can work together. Chat groups ataupun social media platforms tidak bisa mengalahkan yang namanya human interaction. Pada akhirnya pasti akan ada yang namanya, “Ketemuan, yuk!” Sama halnya dengan brand, online marketing saja tidak cukup dan tidak akan pernah cukup. Sekalipun model bisnis Anda adalah online shop, ada baiknya Anda melakukan offline activation secara rutin dengan berpartisipasi pada local market, misalnya. Selayaknya manusia, brand image akan menjadi lebih akrab dan merk akan lebih diingat oleh pelanggan apabila pernah dijumpai secara langsung.
Online dan offline harus sepakat
Yang perlu diperhatikan ketika menjalankan integrated strategy antara online dan offline marketing adalah… well, mengintegrasi keduanya. Keduanya harus sepakat pada satu tujuan dan bekerja dengan saling mendukung. Semisal, offline sedang mengadakan promo di store, online bisa saja tidak mengadakan promo, tapi bukan berarti online tidak bisa mendukung dengan sounding. Karena tidak sepenuhnya audiens online sama dengan audiens offline dan kita ingin agar brand kita meraup audiens sebanyak mungkin.
Online dan offline wajib memiliki tujuan sama
Aktivasi brand yang dilakukan secara online dan offline dilakukan bersamaan untuk tujuan besar yang sama, bukan satu untuk ‘membantu’ yang lain tapi keduanya punya tujuan besar yang sama bagi brand. Hanya dengan pemikiran seperti inilah kesinambungan dapat terjadi dan hasil yang dicapai dapat dimaksimalkan.