How to Achive Work-Life Balance
Work-life balance dalam bekerja tentunya diperlukan dalam dunia kerja, terutama bagi mereka yang bekerja di branding agency. Namun sebelumnya, mari kita kenali apa yang dimaksud dengan work-life balance. Work-life balance adalah suatu kondisi di mana seorang pekerja bisa mengatur waktu yang seimbang antara pekerjaan di tempat kerja dengan kebutuhan pribadi, rekreasi, dan kehidupan berkeluarga.
Harapan semua orang tentunya ingin kehidupan pribadi dan pekerjaan di tempat kerja itu seimbang. Tetapi kenyataan yang terjadi berbeda, bukan? Tanpa disadari, diri Anda lebih banyak tenggelam dalam dunia pekerjaan. Pada akhirnya Anda merasa bahwa 24 jam dalam satu hari tidak cukup untuk menyelesaikan pekerjaan Anda, terutama bagi Anda yang bekerja di branding agency.
Ketika Anda hanya fokus menyelesaikan pekerjaan Anda, sadarkah bahwa Anda sedang memaksakan tubuh untuk bekerja terus menerus, yang pada akhirnya membahayakan kesehatan Anda. Jadi bagaimana sih untuk memiliki work-life balance yang baik terutama bagi mereka yang bekerja di branding agency? Mari kita intip beberapa cara untuk menyimbangkan work-life balance:
1. Jangan menunda pekerjaan
Tentunya, Anda pasti selalu memiliki deadline yang diberikan perusahaan, bukan? Tapi Anda terkadang malas untuk langsung mengerjakan, karena melihat pekerjaan tersebut mudah dan bisa dikerjakan ‘mepet-mepet’. Mulai dari sekarang, coba hilangkan kebiasaan itu karena sadarkah Anda, semakin Anda menunda pekerjaan yang ada, itu artinya Anda sedang merakit bom waktu yang akan meledak kapan saja. Jauh lebih baik, bila Anda mengerjakan pekerjaan yang diberikan dan selesaikan sebelum deadline yang ditentukan, artinya Anda memiliki deadline bagi diri Anda sendiri. Mengapa hal ini perlu? Hal ini bearti mempercepat jam pulang Anda dan tidak ada kata-kata LEMBUR pada hari deadline yang ditentukan! Weits, tapi perkerjaan tersebut, jangan dikerjakan asal ya! Tetap patuhi SOP dari perusahaan dan memenuhi keinginan atasan ya!
2. Membatasi diri
Membatasi diri dapat Anda terapkan dalam banyak hal. Cara paling mudah adalah dengan membatasi jam kerja. Dengan perkembangan dunia kerja ini, mulai menjamurnya start up memunculkan sebuah budaya baru yaitu waktu kerja yang lebih fleksibel. Dengan adanya budaya baru ini, maka mulai banyak perusahaan yang membuat kebijakan jam kerja fleksibel. Namun, Anda tetap membutuhkan batasan. Membatasi diri dalam jam kerja perlu, karena tubuh kita diciptakan secara sempurna oleh pencipta dan kita perlu memperhatikan cara kerjanya. Dalam satu hari ada 24 jam, waktu kita dibagi antara 8 jam kerja, 8 jam aktivitas non-kerja, dan 8 jam tidur. Pernahkah Anda sadari, ketika Anda memaksakan untuk bekerja lembur atau ekstra, konsentrasi Anda semakin menurun, karena tubuh Anda sudah merasa lelah dan membutuhkan refreshing. Oleh karena itu perlu pola kerja-aktivitas-tidur yang cukup dan baik, sehingga kinerja Anda akan baik pada keesokan harinya, karena diri kita beristirahat yang cukup dan menikmati kehidupan di luar sana.
3. Stay away from your phone
Ketika Anda bekerja, tentunya Anda pasti ada saat-saat jenuh, kemudian Anda membuka smartphone dan browsing dengan niat ‘sekadar lihat-lihat’. Namun, pernahkah Anda sadari, bahwa ketika Anda mulai browsing dengan niat ‘sekedar lihat-lihat’ akan membuat diri Anda menunda pekerjaan yang ada? Yang nantinya akan mengharuskan Anda lembur untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Selain itu, bila Anda sudah di rumah untuk beristirahat, lalu Anda iseng-iseng membuka smartphone. Ada pesan masuk dari kantor, yang bisa dibahas keesokan harinya, tapi Anda memilih untuk membalasnya. Tanpa Anda sadari, sedikit demi sedikit pekerjaan akhirnya menyusup masuk ke kehidupan pribadi, jam tidur, bahkan hari libur. Jam kerja yang tidak menentu ini membuat work-life balance menjadi terganggu. Yuk, mulailah untuk meninggalkan gadget Anda untuk beberapa saat untuk bekerja produktif dan nikmati hidup di luar pekerjaan.
4. Do your best not a perfectionist
Salah satu penyebab work-life balance Anda tak terjaga dengan baik adalah kebiasaan perfeksionis. Menjadi seseorang dengan sifat perfeksionis bukanlah hal buruk karena berusaha memberikan yang terbaik untuk perusahaan. Melakukan sesuatu secara maksimal memang sudah jadi keharusan, tapi bukan berarti secara berlebihan atau melakukan segala sesuatunya secara sempurna. Anda harus bisa memilah-milah apa yang harus dan tidak perlu dilakukan secara perfeksionis. Mulailah menjadi sosok yang mengerjakan segala sesuatu satu kali jadi langsung dengan baik dan maksimal. Hilangkan lah rasa untuk menjadi yang paling baik, karena ketika Anda ingin seperti itu maka Anda sedang berencana untuk menambah jam kerja Anda.
5. Brave to Say NO!
Weits, berani untuk berkata tidak itu perlu lho ya! Tapi bukan artinya Anda selalu berkata tidak ketika atasan Anda memberikan pekerjaan. Namun, katakan tidak ketika ada teman Anda yang meminta bantuan Anda. Mengapa hal ini perlu? Imbasnya diri Anda sendiri justru kelelahan karena harus memenuhi semua keinginan orang lain. Sebelum Anda menentukan jawaban atas permintaan teman atau orang lain, tetaplah ingat bahwa prioritas utama Anda adalah pekerjaan yang Anda miliki. Jangan sampai, Anda mengorbakan pekerjaan Anda demi membantu orang lain, dan Anda rela untuk bekerja extra karena hal itu. Ingatlah, Anda juga memiliki kehidupan di luar pekerjaan yang perlu diimbangi pula agar Anda dapat bekerja produktif pada keesokan harinya.
So, this is five ways to achieve your work-life balance. Are you already do this to yourself?