Create Your Own Successful Campaign
Masih ingat campaign ‘Rayakan Namamu’ dari Coca-Cola? Video campaign yang diunggah di YouTube itu cukup menyentuh, sebab kontennya relevan dengan banyak orang. Pada video tersebut, Coca-Cola membahas mengenai ‘name bullying’ yang sudah dianggap wajar di Indonesia. Di akhir tayangan, Coca-Cola menyelipkan pesan positif agar selalu bangga dengan nama lahir dan tidak membiarkan orang lain memanggil menggunakan nama julukan.
Campaign ini kemudian diimplementasikan ke dalam produk. Selama beberapa waktu, Coca-Cola mencantumkan nama-nama yang dianggap paling populer di Indonesia pada kemasannya. Hasilnya? Campaign ini saya nilai berhasil. Selain meningkatkan angka penjualan (tentu saja), tipe brand campaign seperti ini efektif menarik perhatian audiens. Saya sendiri mendadak merasa respect dan mengapresiasi usaha Coca-Cola dalam mengubah kebiasaan buruk yang sudah mengakar.
Pada kegiatan branding di Indonesia, melakukan campaign penting untuk diagendakan, terlebih jika punya target menjadi top of mind. Namun, bukan berarti brand lain yang sedang berkembang tidak memerlukannya. Melakukan brand campaign dapat membantu menghindari kejenuhan konsumen. Selain itu, campaign yang menarik dan kreatif tak hanya akan memperkuat hubungan antar brand dengan konsumen, tetapi juga menyebarkan awareness secara luas. Tidak ada hal yang mustahil ‘kan? Semua hal bisa jadi viral di era digital seperti sekarang ini.
Lalu, bagaimana trik merencanakan campaign yang pas untuk kegiatan branding di Indonesia?
Tentukan siapa target audiensnya
Membuat campaign tanpa mengetahui siapa targetnya sama saja dengan buang-buang waktu dan biaya. Ibaratnya seperti berperang tanpa tahu medan. Kenali siapa saja target campaign-nya, petakan demografinya, dan kalau perlu buatlah brand persona.
Pilih tujuan campaign yang jelas dan spesifik
Sebelum melakukan campaign, Fullstopers harus menentukan tujuan campaign secara jelas dan spesifik. Tujuan inilah yang nantinya akan memengaruhi implementasi campaign. Jika ingin memperluas brand awareness, maka campaign harus punya kekuatan untuk memikat banyak orang. Berbeda jika ingin mendongkrak angka penjualan, maka fokusnya pada bagaimana agar konsumen membeli produk secara spontan.
Atur budget plan yang matang
Seberapa banyak biaya yang dialokasikan untuk melakukan campaign branding di Indonesia? Masalah biaya tentu akan berpengaruh pada strategi yang dilakukan. Antara biaya dan implementasi campaign juga harus realistis. Jangan sampai campaign yang dilakukan tiba-tiba berhenti di tengah jalan karena biaya yang tidak mencukupi.
Pantau terus progresivitas campaign
Jangan menunggu hingga campaign selesai untuk melakukan evaluasi. Dapatkan feedback secara real-time saat campaign masih berjalan, dengan mengacu pada tujuan serta tolak ukur keberhasilan yang sudah ditentukan sebelumnya. Hal ini dapat membantu membenahi kesalahan-kesalahan yang masih bisa langsung diperbaiki.
Bagaimana, Fullstopers? Ada ide untuk melakukan brand campaign? Wujudkan campaign-mu dan jangan takut untuk mencoba!