Web Developer vs. Web Designer
Aspek integrated branding tidak hanya berbicara tentang bentuk visual dari sebuah desain logo yang menarik, tidak juga hanya persoalan berapa besar engagement yang diraih dari akun media sosial, juga tidak hanya bicara bagaimana event ataupun brand activation yang dijalankan bisa berhasil dan meraih perhatian konsumen. Melainkan juga menyangkut aspek lain yang tidak kalah pentingnya untuk membuat proses branding bisa optimal. Aspek tersebut adalah konsep website dan segala bentuk pengembangannya.
Dalam sebuah proses pengerjaan website, terdapat beberapa macam jenis ‘pekerjaan’ atau job desc yang saling bahu membahu agar website yang diciptakan menarik, mudah diakses, dan memberikan pengalaman yang baik bagi penggunanya. Beberapa jenis pekerjaan tersebut antara lain adalah web developer dan web designer. Apa beda keduanya?
Web Developer
Seorang web developer adalah orang yang menjadi penghubung dari semua sumber daya yang nantinya digunakan pada sebuah website, yang meliputi penggunaan database, membuat halaman yang bisa dinamis, sampai mengatur cara pengunjung berinteraksi dengan elemen yang ada di website yang dibuatnya. Web developer biasanya tidak terlalu memusingkan aspek visual dari tampilan website karena hal tersebut membutuhkan jiwa seni dan kreativitas yang biasanya lebih dimiliki oleh seorang desainer. Oleh karena itu dalam membangun website, khususnya untuk melakukan branding yang baik, dibutuhkan seorang web designer sehingga tampilan website bisa optimal baik dari segi penggunaan hingga tampilannya.
Web Designer
Melakukan branding melalui website maupun media lain, tentu membutuhkan aspek visual yang baik agar konsumen bisa tertarik secara langsung dan mempersepsikan hal baik pada brand tersebut. Dalam dunia website, seorang web desainer bekerjasama dengan web developer mengoptimalkan penggunaan website dengan tampilan yang memukau agar selain konsumen dapat menggunakan website tersebut dengan mudah secara fungsional, konsumen juga bisa mendapatkan experience yang tidak terlupakan melalui konten visual yang disajikan. Hal inilah yang kemudian menjadikan sebuah website menjadi aspek penting dalam sebuah proses branding yang integrated.
Sudah paham bedanya, FULLSTOPPERS?